"Sabang sampai Meraoke"...itulah kalimat jawab yang sering kita dengar apabila datang pertanyaan tentang batas dan luas dari negeri kita ini, walaupun tak banyak yang tahu dimana itu "Sabang", dan dimana pula itu "Meraoke". Yang jelas itu adalah ungkapan kebanggaan betapa luasnya negeri kita ini "Indonesia", bahkan tidak hanya luas negeri kita tercinta ini memiliki keunikan-keunikan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan negara lain, baik iklim, alam dan yang lainnya yang menjadi cirikhas alam Indonesia. Bukan hanya kaya dengan sumber daya alamnya tapi juga memiliki kekayaan lain.
Salah satu ke istimewaan dari negeri kita ini yaitu "dilalui garis khatulitiwa", yang konon garis inilah yang merupakan garis tengah dari planet bumi yang kita tempati ini. Dalam
geografi,
ekuator atau
garis khatulistiwa (dari
bahasa Arab:
خط الإستوا) adalah sebuah garis imajinasi yang digambar di tengah-tengah planet di antara dua kutub dan paralel terhadap poros
rotasi planet. Garis khatulistiwa ini membagi Bumi menjadi dua bagian
belahan bumi utara dan
belahan bumi selatan.
Garis lintang ekuator adalah 0°. Panjang garis khatulistiwa
Bumi adalah sekitar 40.070
km.
Di khatulistiwa,
matahari berada tepat di atas kepala pada tengah hari dalam
equinox. Dan panjang siang hari sama sepanjang tahun kira-kira 12 jam.
Antara equinox Maret dan September, latitud bagian utara Bumi menuju matahari yang dikenal sebagai
Tropik Cancer, bagian bumi paling utara di mana matahari dapat berada tepat di atas kepala. Bagian selatan Bumi terjadi antara equinox bulan September dan Maret dinamakan
Tropik CapricornBagian bumi yang dilewati garis khatulistiwa ini kebanyakan
samudra. Beberapa tempat yang dilalui khatulistiwa adalah:
Untuk di Indonesia Khususnya Sulawesi Tengah ada beberapa tempat yang di lalui garis Khatulistiwa, salah satu diantaranya adalah di Desa Khatulistiwa, Kecamatan Tinombo Kabupaten Parigimoutong Sulawesi Tengah, untuk sampai ke tempat ini kita harus melakukan perjalanan yang lumayan lama , dengan medan yang melelahkan, karena harus melewati jalan yang berliku-liku karena mendaki gunung, menuruni ngarai, perjalanan bisa dilakukan dengan kendaraan roda dua, dan roda empat, jika perjalanan di awali dari Ibukota Sulawesi Tengah (Palu), setelah melewati pegunungan kebun kopi, perjalanan akan diteruskan melewati sepanjang pantai sisi timur Sulawesi Tengah. Jika kita melakukannya bertepatan dengan musim buah durian, ditempat ini juga penduduknya kebanyakan memiliki pohon durian, jadi bila musim durian tiba banyak durian di tempat ini, kita bisa membeli durian di pinggir-pinggir jalan sepanjang perjalanan, dan bila berkehendak bisa menikmatinya di tepi pantai. Situasi yang kondusif tentunya tetap dikedepankan agar semuanya bisa langgeng. Beberapa waktu yang lalu Sulteng 02-03 berkesempatan singgah di titik tengah Bumi yang ada di Sulawesi Tengah yang ada di seputaran pantai timur Sulawesi Tengah itu. Di tempat ini juga sudah dibangun penunjuk Khatulistiwa yang diresmikan tanggal 9 Juli 1992. Walaupun kini terkesan kurang terurus, dan kurang adanya perhatian, namun ini salah satu aset bangsa, yang harus di jaga sebagai kebanggaan. Kita jaga yuk..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar