Senin, 25 April 2011

BASARNAS BERBAGI ILMU KEPADA ORMAS

Selasa, 26 April 2011 07:31
Situbondo, FaktaPos.com - Untuk mencegah banyaknya jatuh korban saat bencana banjir dan meluapnya air laut, Badan SAR Nasional (Basarnas) mengadakan pelatihan water Rescue bagi organisasi masyarakat (ormas) kepemudaan se-Indonesia, selama satu minggu, di Situbondo, Jawa Timur.
Diharapkan dengan pelatihan dasar SAR (Search and Rescue) para ormas bisa menjadi juru tombak awal bila bencana tiba.
“saya sangat setuju bila adanya pelatihan ini, karena ini merupakan ujung tombak bila adanya bencana, tim kami terbatas dan kami sangat menghargai pelatihan ini, dan kami akan mencoba untuk memberikan penghargaan untuk pelatihan ini,” ujar Sutrisno, kepala Kantor Basarnas Situbondo, yang mewakili kepada Basarnas, Letjen TNI Marinir Nono Sampono yang berhalangan hadir.
Pelatihan SAR yang diprakarsai oleh Senkom Mitra Polri diikuti oleh Ormas kosgoro, KNPI, PPM, dan Trikora, seluruh Indonesia yang total jumlahnya hampir 400 peserta.
Pelatihan penolongan dasar korban tenggelam tersebut dilakukan dengan memanfaatkan apapun yang ada mengapung di laut, seperti kelapa kering, kayu, maupun potongan bambu.

Dalam pelatihan ini ternyata tidak hanya para pemuda, ada pula seorang bapak yang berusia 64 tahun yang terus semangat memingikuti pelatihan hingga selesai.

“ya saya sangat tertarik ya dengan pelatihan ini dan saya tidak takut, karena saya senang dan berharap bisa ikut andil dalam penolongan bagi warga yang membutuhkan.” Kata Alimuddin Hayat, peserta tertua dalam pelatihan dasar SAR, yang merupakan kelahiran Papolo Sulawesi Selatan.
Tidak hanya pelatihan SAR di laut, namun pelatihan mencari korban jatuhnya pesawat yang dikabarkan di gunung Kukusan Situbondo Jawa Timur pun juga dilakoni para peserta dengan jarak tempuhnya lebih dari lima kilometer, dengan medan yang tidak rata, dan terjal.

Mereka mengaku senang melakukan kegiatan seperti ini, walaupun sudah membuang tenaga dan waktunya yang tidak sedikit. Seperti salah satu peserta yang merupakan dosen Ilmu Komputer di perguruan tinggi Bandung, yang tergerak hatinya untuk bisa menolong sesama.

“ya gimana ya, mungkin ini yang dinamakan panggilan hati, saya mencoba untuk bisa menjadi diri sendiri bisa menolong diri saya, kalau bisa kita lalukan sendiri, mengapa harus menunggu bantuan dari orang lain.” Ujar Lukman A. Fatah.

Diharapan dengan mengikuti pelatihan ini, minimal para peserta bisa menjadi penolong bagi dirinya, keluarga dan lingkungan sekitar bila bencana tiba, selagi menunggu tim penolong datang. (Ish)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar